MISI
Misi utama kerasulan PSE Gereja adalah meng-hadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam pergumulan hidup manusia, yaitu buah-buah cinta kasih dalam kehidupan sosial ekonomi. Tanda kelihatan Kerajaan Allah adalah keadilan, perdamaian, persaudaraan dan kesejahteraan sosial ekonomi bagi semua orang.
VISI
Visi Dasar Komisi PSE adalah hadirnya nilai-nilai Kerajaan Allah dalam persekutuan hidup umat bersama masyarakat menurut contoh dan teladan Yesus Kristus.
SEJARAH PSE & PERKEMBANGANNYA SAMPAI SEKARANG
APA ITU PSE?
PSE singkatan dari Pengembangan Sosial Ekonomi, adalah salah satu pelayanan Gereja di bidang Kerasulan Sosial. Di tingkat KWI (Konperensi Waligereja Indonesia) pelayanan ini diampu oleh Komisi PSE KWI, wakil dari Konperensi Uskup-Uskup Indonesia dalam pelayanan sosial. Di setiap Keuskupan ada Komisi PSE Keuskupan (yang dulu disebut Delsos = Delegatus Socialis) yang merupakan perpanjangan tangan Uskup dalam bidang pelayanan Kerasulan Sosial. Di paroki-paroki, bahkan sampai Wilayah dan Lingkungan, ada Tim Kerja PSE yang menggerakkan umat untuk melaksanakan pelayanan Kerasulan Sosial ini. Di Keuskupan Agung Semarang ada juga kepengurusan di tingkat Kevikepan, yang diberi nama Komisi PSE Kevikepan.
SEJARAH PSE
Th 1949, setelah kedaulatan Pemerintahan RI diakui oleh Pemerintahan Belanda, bangsa Indonesia mulai mengalihkan perjuangan dari menghalau musuh menuju membangun negara. Umat Katolik mulai ikut serta dalam pembangunan Negara ini dengan menyelenggarakan Konggres Umat Katolik Seluruh Indunesia 1 (KUKSI 1) di Yogyakarta. Konggres tersebut menggerakkan umat untuk bergerak dimana-mana melalui organisasi Katolik dan meluas di bidang perburuhan serta pertanian. Di bidang perburuhan muncul gerakan antara lain di:
- Magelang dengan nama Badan Permusyawaratan Buruh Katolik
- Yogyakarta dengan nama Persatuan Buruh Katolik
- Semarang dengan nama Buruh Katolik
Menyikapi munculnya gerakan buruh Katolik ini, Pimpinan Gereja Katolik Indonesia menyelenggarakan KUKSI II di Semarang tahun 1955 dengan mengikutsertakan gerakan buruh.
Gagasan yang tercetus dalam KUKSI II:
- Berdiri satu organisasi Buruh yaitu Ikatan Buruh Pancasila
- Persiapan berdirinya suatu lembaga dari Konperensi Para Uskup Indonesia yang memperhatikan perkembangan kehidupan sosial ekonomi di Indonesia.
LAHIRNYA PANITIA SOSIAL
Menindaklanjuti hasil KUKSI II, para Uskup Indonesia menghubungi Mgr A. Soegijapranoto SJ, Uskup Agung Semarang dan sekretarisnya Rm Y. Dijkstra SJ dan minta pendapat bagaimana Pimpinan Gereja bisa lebih memperhatikan kehidupan sosial ekonomi bangsa, dan kemungkinan para Uskup bisa menunjuk seorang wakilnya dalam tugas tersebut. Gagasan itu terus bergulir dan mendapat tanggapan positif, maka pada tahun 1955 Konperensi Para Uskup Seluruh Indonesia membentuk PANITIA SOSIAL, yang dipimpin oleh Mgr A Soegijapranoto SJ sebagai Ketua dan Rm Y Dijktra SJ sebagai Sekretaris.
Mulai tahun 1956 Panitia Sosial mengadakan konperensi-konperensi:
1956 Panitia Sosial: menanggapi situasi yang terjadi di masyarakat antara lain:
- Kepadatan penduduk di P Jawa
- Tanah pertanian yang luas di luar P Jawa
- Pemerasan yang terjadi di masyarakat
1957 Panitia Sosial: memajukan gerakan Pancasila sebagai gerakan murni
1959 Muncul gagasan pendidikan sosial masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan.
1962 Muncul penegasan:
- Agar aksi pengembangan sosial ekonomi mendapat perhatian penuh, Bapak Uskup menunjuk Pastor sebagai Delsos sebagai wakilnya di bidang sosial yang bekerja purna waktu untuk aksi Kerasulan Sosial.
- Supaya di tiap Keuskupan diadakan suatu Konperensi Sosial
Mulai saat inilah di keuskupan-keuskupan ada Pastor yang ditunjuk oleh Bapak Uskup sebagai Delsos yang diserahi khusus untuk pelayanan Kerasulan Sosial.
1964 Gagasan yang muncul dalam konperensi tersebut:
- Kerasulan sosial Awam
- Kursus Kader
- Melibatkan pastor paroki dalam bidang pengembangan ekonomi di paroki-paroki
Saat inilah mulai dihembuskan pelayanan sosial di paroki-paroki
1966 Suasana terpengaruh oleh situasi G 30 S / PKI, maka gagasan dalam konperensi:
- Terus mengadakan seminar-seminar sosial ekonomi
- Pendidikan sosial di Seminari-seminari
- Penyelenggaraan Kursus Kader
1968 Membahas pedoman kerja Panitia Sosial
1970 Lahir APP di Indonesia
1972 Pastoral Integral
1976 Menjalin kerjasama dengan umat beragama lain
1980 Memperhatian masalah perburuhan, kependudukan dan keadilan serta kerjasama dengan lembaga non pemerintah
1984 Menyusun visi PSE
1987 Pengembangan masyarakat
1990 Pembangunan ekonomi
1996 Komunitas basis Gereja
1999 Membangun masa depan baru Indonesia
2002 Pengembangan perilaku sosial
Panitia Sosial yang dibentuk pada tahun 1955 inilah yang sekarang kita kenal sebagai Komisi PSE KWI. Delsos yang mulai digulir pembentukannya tahun 1962 yang biasanya dilayani oleh seorang Pastor inilah yang sekarang lebih dikenal dengan Komisi PSE Keuskupan, yang menjadi perpanjangan tangan Uskup dalam pelayanan Karya Pengembangan Sosial Ekonomi. Komisi PSE inilah yang menggerakan agar paroki-paroki punya Seksi Sosial Paroki, yang sekarang lebih dikenal dengan Tim PSE Paroki, yang melayani Karya Pengembangan Sosial Ekonomi di paroki masing-masing.
PELAYANAN PSE SEKARANG INI
1) Peran PSE, pesan dari Mgr J Darnaatmadja SJ tahun 1988
a. Mengusahakan agar umat se paroki/lingkungan meningkat dalam pemahaman, penghayatan, ketrampilan serta keterlibatan mereka dalam aspek kehidupan sosial ekonomi sebagai orang beriman.
b. Menggerakkan, memotivasi, memberikan penerangan agar umat semakin terlibat dalam pelayanan, dan muncul gerakan-gerakan palayanan peningkatan ekonomi dalam terang iman dan Ajaran Sosial Gereja.
c. Mempelopori, mencoba-coba model- model kegiatan, sehingga umat akhirnya terlibat di dalamnya, dan mengarah ke kemandirian.
d. Mendukung dan menyuburkan usaha warga paroki dan mengusahakan ikut sertanya warga non katolik.
Mekanisme kerja jajaran Komisi PSE menginduk pada mekanisme pastoral Gereja. Karena itu, semua ben-tuk mekanisme kerjanya harus diuji, apakah mekanisme tersebut membantu Gereja dalam pelaksanaan tugas pelayanan demi kesejahteraan hidup manusia secara utuh dan layak. Mekanisme kerjanya hendaknya menumbuhkan kesatuan dan persatuan dalam seluruh persekutuan hidup kris-tiani, agar kehadirannya membuahkan keadilan, ke-sejahteraan, kedamaian, dan persaudaraan. Bagian utama dari mekanisme kerja PSE adalah \\\\\\\"non profit orientation\\\\\\\" dalam dirinya, agar kredibel dan akun-tabel.
© 2022 - Vexa Tech Created With ❤️